SELAMAT DATANG DI ZULYA fresh, KAMI MENCARI AGEN DISELURUH WILAYAH KALIMANTAN UNTUK MENJADI AGEN CHEMICAL LAUNDRY AND CLEANING SERVIS. PIN BB: 27D734CE Atau 3056F50A HP.085752910414

Sabtu, 13 Oktober 2012

Karakter Melalui Pendidikan Agama islam



PEMBANGUNAN  KARAKTER SISWA
MELALUI PENDEKATAN INTEGRATIF PENDIDIKAN  AGAMA ISLAM*
Prof Dr. H.Abd.Rachim AF,BA,SE,M,Si **

1.      PROLOG
Hakekat manusia sebagai mahluk Tuhan adalah yang paling sempurna karena dibekali akal pikiran dibandingkan mahluk ciptaan lainnya. Sebagai makhluk yang dibekali akal fikiran sudah seharusnya manusia dapat menjaga kelangsungan proses sirkulasi lingkungan dan alam sekitar dengan bijaksana.
Pembentukan karakter manusia dapat dilakukan sejak usia dini, sehingga dapat dengan mudah memahami arti pendidikan yang berwawasan lingkungan dan bertanggungjawab kepada bangsa, negara dan juga kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Peran pendidik/guru terutama pendidik agama Islam dalam membentuk karakter siswa sangat besar dan mulia, dimana nantinya siswa yang memiliki karakter memiliki pula rasa tanggungjawab dalam mengabdikan  ilmunya di kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Pendidik/guru yang telah berupaya sebaik-baiknya dalam membentuk karakter siswa akan mendapatkan, mana siswa yang berfikiran dan berwawasan yang luas tentang makna pendidikan yang telah diperolehnya, sehingga akan dengan mudah berupaya mengimplementasikan ilmunya tersebut di masyarakat. 


*    Disampaikan  pada kegiatan pelatihan Pendidikan Agama Islam, 20 Mei 2009 di Samarinda.
**  Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda  

2.    PEMBANGUNAN KARAKTER
       Pembangunan
Sejak Bangsa Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, maka semenjak itu pula bangsa ini melaksanakan pembangunan secara berkesinambungan, kalau kita hitung sampai saat ini, yaitu kurang lebih sudah 64 tahun.
Pembangunan secara luas yang dilaksanakan dapat didefinisikan sebagai proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat atau sistem sosial secara keseluruhan menuju kekehidupan yang lebih baik.(Todaro, 2006 : 26)
Proses adalah suatu kegiatan mulai dari merencanakan, mengumpulkan, mengolah sampai menjadi sesuatu yang diharapkan menuju perbaikan, dan dilakukan secara terus menerus dalam suatu masyarakat dengan sistem sosial, secara menyeluruh menuju tujuan yang lebih baik. Kegiatan memproses sebagaimana didefinisikan di atas bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, apalagi dalam keanekaragaman yang ada di masyarakat kita. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya suatu kesiapan yang matang dan dengan pengkajian berbagai aspek sosial di masyarakat yang lebih mendalam secara berkelanjutan, sehingga aspek sosial yang ada ini dapat menjadi asset untuk mendorong tercapainya tujuan yang diinginkan kepada yang lebih baik.
Karakter  :
Karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, ahklak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain ( Poerwadarminta, 1976 : 445) 
       Ahlak :
Akhlak adalah ; Ssuatu keadan yang melekat pada jiwa manusia, yang melahirkan perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. (Azra, 2003:102)
Jika perbuatan yang timbul itu baik, maka dikatakan akhlak yang baik , begitupun sebaliknya. Karena akhlak merupakan keadaan yang melekat pada jiwa manusia, maka suatu perbuatan dapat disebut ber-akhlak, apabila manusia dapat memenuhi syarat-syarat yang berkaitan erat dengan proses pemikiran dan pertimbangan perilaku dan norma. Suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dan Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa pemikiran atau diteliti lebih dahulu, maka seringkali akan menimbulkan kesalahan perilaku yang akibatnya bisa dikatakan seseorang tidak ber-akhlak.
Watak :
Sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan                ( Poerwadarminta, 1976 : 1149)      
Mencermati berbagai definisi yang terkandung dalam karakter yang meliputi “akhlak” dan “watak” sehingga dapat diartikan, “Tingkah laku manusia”’ yang melakat pada jiwa manusia yang mempengaruhi setiap pikiran dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan secara berulang dengan hati yang lurus, sehingga menjadi jadi diri  yang tidak dapat disamakan dengan manusia yang lain.
Dengan demikian, pembangunan Karakter merupakan Proses perbaikan yang berkesinambungan terhadap  tingkah laku manusia yang melakat pada jiwa manusia dan  mempengaruhi setiap pikiran dan perbuatan di kehidupannya, sehingga pada akhirnya akan didapatkan suatu lingkungan masyarakat atau sistem sosial secara keseluruhan menuju kekehidupan yang lebih baik.
Visi Pendidikan Nasional
Berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Misi Pendidikan Nasional
a.       Penyelenggara pendidikan secara demokratis, berkeadilan serta tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajemukan bangsa,
b.      Penyelenggraan pendidikan sebagai satu kesatuan yang sistematik
c.       Penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,
d.      Penyelenggaraan pendidikan dengan keteladanan membangun kemauan, mengembangkan kreativitas,
e.       Penyelenggaraan pendidikan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat.


3.     PROSES PENDIDIKAN
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional, pasal 1 butir 1 menegaskan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran , agar peserta didik secara kreatif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara “.
Unsur  yang mendukung dalam proses belajar mengajar meliputi tenaga pendidik dan kependidikan.
Didefinisikan Pendidik, adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, Konselor, Pamong belajar,widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta  berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara Khusus guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini  dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dengan fungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, berfungsi untuk meningkatkan Pendidikan Nasional.
Guna Melaksanakan yang bersifat administratif dan aktivitas lain dalam menyelenggarakan pendidikan, pendidik didukung oleh Tenaga Kependidikan yang merupakan  anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Berbagai usaha pendidik dan tenaga kependidikan yang didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan untuk peserta didik, anggota mansyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu, dapat meningkatkan mutu kualitas pendidikan secara berkesinanmbungan.

4.    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Bidang studi “Pendidikan Agama Islam” adalah merupakan satu mata pelajaran dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat Pra sekolah sampai dengan Perguruan Tinggi. Untuk memahaminyapun seorang pendidik perlu membuat rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik mampu secara kreatif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ditinjau dari beberapa pengertian dijelaskan, “Agama,” dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan Din  dalam bahasa arab diistilahkan dengan Semit, atau bahasa Eropa sama dengan Religion, bahasa sangsekerta berati tidak pergi, tetap ditempat diwarisi turun temurun, dan kata Din mengandung arti menguasai , menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan.        (Azra, 2003:63).
Mengenai kata Islam berasal dari bahasa arab “Aslama” ditinjau dari segi bahasa Islam memiliki beberapa arti, berarti taat/patuh dan berserah diri kepada Allah SWT,  damai dan kasih sayang, agama Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang bagi umat manusia tanpa melihat warna kulit, agama, dan status sosial. Dan  selamat, maksudnya ialah merupakan petunjuk untuk memperoleh hidup baik , baik di dunia maupun di akherat kelak (Hamid, 1999:2)
5.    PENDEKATAN INTEGRATIF
Pembangunan  Karakter Siswa melalui Proses Pendidikan  Agama Islam selain menggunakan pendekatan yang dilakukan melalui monoteteik, dimana pembelajaran mengkhususkan pada hal hal yang berkaitan dengan pembahasan secara khusus tentang Akidah, juga diperlukan melalui pendekatan integratif dari segala aspek hidup dan kehidupan baik pada pembahasan lingkungan alam, sosial, maupun lingkungan buatan.
Dalam membangun karakter siswa yang baik dan maju, diperlukan kearifan dalam melihat berbagai aspek kehidupan, baik sisi alam, sosial maupun buatan. Karena semua itu saling berinteraksi dimana manusialah sebagai faktor dominan yang mempengaruhinnya.
Oleh karenanya dalam proses Pendidikan agama Islam yang dirancang oleh pendidik/guru pendidikan Agama Islam, harus memuat pokok-pokok bahasan yang relevan, berupaya mengkaitkan materi ajar yang ada, dengan situasi, kondisi dan keinginan alam termasuk lingkungan sosial dan buatan .
Pembangunan karakter siswa hendaknya dilakukan melalui pemahaman potensi-potensi yang dimiliki, baik potensi akademis, psikologis, maupun potensi sosiologis.
Potensi akademis yang menyangkut dengan aspek kognitif,  antara lain;
·         Pengembangan ilmu/sains, serta wawasan/sudut pandang, hal ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki kearifan dalam menelaah semua kebenaran yang diperolehnya sebagai bekal dalam mengkaji perkembangan yang terjadi di masyarakat dan di lingkungannya, hal ini harus dikembangkan melalui interaksi akademis dalam pembelajaran.
       Potensi akademis yang menyangkut dengan aspek psikologis,  antara lain;
·         Pemahaman aspek sikap (affektif) , berupa rasa, keikutsertaan , keterlibatan, maksudnya adalah agar sebagai pendidik harus mampu memberikan kebermaknaan ilmu /sains yang diajarkan kepada peserta didik, serta memperoleh hasil pembelajaran yang diterima dan berguna dalam perilaku kehidupannya, atau dengan kata lain potensi ini akan membentuk sikap positif peserta didik terhadap diri dan lingkungannya, terbiasa berfikir positif terhadap gejala-gejala yang nampak di sekitarnya, dan dapat memilih yang terbaik dari alternative-alternatif yang ada.
      Potensi akademis yang menyangkut dengan aspek sosiologis,  antara lain;
·         Pemahaman psychomotorik (skill) melalui pelibatan diri dalam suatu kegiatan di lingkungan alam , sosial maupun buatan, sehingga siswa ikut merasa terlibat dalam proses pembelajaran, adaptasi terhadap lingkungan dan pengenalan terhadap norma-norma yang berlaku. Aspek sosiologis ini penting diperhatikan sehingga peserta didik akan menjadi cerdas secara akademis, bersikap positif dan dapat berintegrasi dengan masyarakatnya secara baik, dan dapat membentuk peserta didik yang mandiri untuk menghadapi.  Jenjang hidupnya secara berkelanjutan.
Jika semua pendidik dan peserta didik telah melakukan interatif secara baik dan benar, memahami keterkaitan antara peran Agama yang memuat pembelajaran tentang Aqidah, muamalah dan alam sekitar, kita yakin pada akhirnya bahwa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai akan terwujud, dan akan mampu membentuk pengetahuan moral, Pengetahuan Sosial, dan Pengetahuan fisik seesorang menjadi manusia seutuhnya, menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Rujukan
Anonim, UU R I 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penerbit Novindo , Jakarta
Azra,Azyumardy, 2003,Ensklopedi Islam,Van Hoeve, Jakarta
Hamid, Syamsul Rijal,1999,  Buku Pintar Agama Islam,Penerbit Penebar Salam,Jakarta
Poerwadarminta WJS, 1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia,Penerbit balai Pustaka,Jakarta
Todaro P Michael 2006  Pembangunan Ekonomi,Penerbit Erlangga, Jakarta
Dirjen Dikdasmen, 2003. Pedoman Peningkatan Kualitas Profesional Guru


Samarinda,  20 Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar